Perfect World Online Spear Thingy
Posted by : Unknown Selasa, 18 Februari 2014


“SEKOLAH DULU LAH”


     Pagi itu aku sedang tidur dengan pulasnya. Tapi, ibuku membangunkanku karena aku harus pergi ke Wonosari untuk mendaftar sekolah di SMA 2 Wonosari. Dengan lemasnya aku langsung bangun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi.
Oh ya, perkenalkan namaku Ryan, aku hidup dikeluarga yang sederhana dengan kedua orangtuaku dan dua orang adik. Aku lulusan dari SMP di wilayah kecamatan Panggang. Bisa dibilang aku anak yang penurut dengan perkataan orang tua. Oke, kita lanjutkan ceritanya.
     Gara-gara aku mandi kelamaan, ibuku pun menggedor pintu kamar mandi.
   “Ryan, udah jam berapa ini. Mandinya jangan lama-lama. Enta keburu telat loh.”
   “iya..iya..Ini juga lagi handukan”
     Aku pun keluar kamar mandi dan menuju kamarku sendiri untuk memakai pakaian yang sudah disiapkan oleh ibuku. Selesai memakai pakaian, aku pun sarapan bersama ayahku yang akan ikut mengantarku untuk mendaftar di sekolah favorite di Wonosari. Menu sarapan pagi itu adalah nasi goreng kesukaanku.
     Jam sudah menunjukan pukul 07.00 am. Aku dan ayahku pun bersiap-siap untuk menuju sekolah baruku. Sementara ayahku menyiapkan sepeda motor. Aku meminta doa restu ibu,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, adik, dan nenek-kakek yang ada dirumah.
   “Mbah, ian pergi ke Wonosari, mau daftar sekolah dulu.”
   “Ya, hati-hati. Semoga keterima di sekolah ya.”
     Lalu aku mengambil tas yang berisis ijazah SMP.
   “Yan, ayo berangkat.” Panggil ayahku.
   “iya.”
     Sebelum itu aku pamit dengan ibuku.
   “MA, ian berangkat. Assalamu’alaikum.”
   “Waalaikumsalam.”
     Selama di perjalanan, aku hanya diam sambil menghafal jalur yang dilalui oleh ayahku. Setelah 45 penit, akhirnya aku dan ayahku sampai di sekolah tempatku mendaftarkan diri, yaitu di SMA 2 Wonosari. Aku pun menuju runang pendaftaran, sedangkat ayahku menunggu diluar ruangan. Pendaftarannya menggunakan formulir electronic. Dengan sedikit gugup aku mengisi formulir sesuai yang tertulis. Amelihat ke sekeliling ruangan, hampir semuanya yang memiliki teman satu sekolah. Selesai mengisi formulir, aku pun keluar ruangan untuk menganbil kertas hasil pendaftaran yang tadi. Karena kelamaan menunggu aku diminta panitia untuk mendaftar ulang. Aku pun masuk ruangan itu lagi. Setelah selesai akhirnya aku mendapat kertas tanda lulus pendaftaran pertama. Setelah itu aku dan ayahku pulang.
     Esok harinya ayahku kebali ke SMA 2 untuk melihat apakah aku lolos dan bisa masuk SMA 2 atau tidak. Ayahku menunggu pengumuman itu sampai siang. Dia rela tidak masuk kerja demi mendaftarkanku di sekolah ini. Setelah menunggu cukup lama akhirnyaaku diterima di SMA 2. Walau aku ada di peringkat 145, tapi aku tetap senang karena bisa diterima.
     Hari berikutnya aku melakukan pendaftaran ulang untuk yang terakhir kalinya. Aku mengisi semua data yang diberikan. Setelah itu aku dan siswa yang lain diminta untuk berkumpul di lapangan upacara oleh pak Hadi selaku guru BP di SMA 2. Pak Hadi pun memberikan pidato.
   “Selamat pagi anak-anak. Selamat karena kalian telah diterima di SMA 2 Wonosari. Kalian adalah siswa yang terpilih yang sudah lulus dalam pendaftaran kemarin. Kami harap kalian bisa menjadi kebanggaan di SMA 2 ini.”
     Semua tepuk tangan setelah mendengar pidato Pak Hadi. Selesai pidato, Pak Hadi membagi siswa menjadi 6 kelompok dalam hitungan huruf. Aku masuk di kelompok D. Setelah melakukan pengelompokan itu semua siswa masuk kekelas masing-masing sesuai kelompoknya. Di dalam kelas semua siswa duduk di tempat duduk yang diinginkan.
   “Ah, ya ampun. Ternyata gak ada yang dari sekolah ku.” Kataku dalam hati.
     Sudah 2 minggu sejak pendaftaran di SMA 2. Dua hari lagi semua siswa kelas satu akan melakukan ujian penempatan kelas yang akan dilaksanakan 2 hari dengan 2 mata pelajaran satu harinya. Materi yang di ujikan adalah bhs indonesia, bhs inggris, matematika, dan IPA.
     Hari pertama ujian aku bertemu dengan seorang cewek yang sudah menarik perhatianku. Dia cewek yang berpostur tubuh tinggi, rambut pendek, dan juga cantik.
   “loh, bukannya itu cewek yang pramuka waktu itu.” Kataku dalam hati.
     Aku tidak tahu kenapa setiap aku mengerjakan soal ujian, selalu aku yang selelsai duluan. Tapi aku juga bisa mendapatkan keuntungan dari hal itu. Setiap selesai mengerjakan soal, aku terkadang mengalihkan pandanganku ke cewek itu.
     Setelah jam mengerjakan soal selesai aku dan semua keluar ruangan. Tapi, sebelum keluar aku mencoba mencoba tahu identitas cewek itu. Ternyata nama dia Asti Wulan Sari. Sesampai di rumah aku mencoba mencari facebooknya namun tidak ditemukan.
     Hari kedua ujian aku lewati dengan lancar dan tidak lupa untuk memperhatikan Asti. Pada jam terakhir, aku pulang belakangan karena aku mau tau kemana Asti pulang. Namun, aku tidak bisa mengikutinya karena aku harus kembali kerumah dan bersiap-siap untuk pergi ke kost baruku yang jaraknya dengan sekolah sangat dekat.
     Pagi-pagi aku sudah siap untuk pergi ke sekolah dengan berjalan kaki dari kost.
   “ah, akhirnya aku resmi menjadi siswa di SMA 2.” Kataku.
     Sampai di sekolah aku langsung melihat di papan pengumuman penempatan kelas. Ternyata aku masuk kelas XF. Aku bertanya ke semua teman satu kelompok dimana mereka ditempatkan. Dan yang bersamaku di kelas XF adalah Pras, Yoga, Wahyu, Surya, Arum, dan Okta.
     Aku dan pras pergi menuju kelas XF dan menaruh tasku di tempat duduk paling depan pojok kanan. Dan ketika aku melihat kearah belakang kelas, aku melihat Asti. Rasanya seperti jatuh dilautan takdir. Setelah itu aku dan Pras pergi ke kelas XD. Sambil menunggu bel tanda masuk berbunyi. Setelah beberapa menit akhirnya bel tanda masuk pun berbunyi.
     Hari pertama belum ada pelajaran karena semua siswa di kelasku melakukan perkenalan diri sendiri. Pada saat melakukan perkenalan aku melihat seorang cewek yang sangat cantik.
   “waw cantik banget. Apakah dia seseorang wanita yang selama ini aku tunggu. Rasanya diri ini ingin sekali memiliki dirimu yang sedang berdiri didepan sana.” Kataku dalam hati.
     Nama cewek itu adalah Nuri Septiani Ayu. Berparas cantik, berperilaku anggun, suara yang halus, dan setiap kata yang keluar dari bibir manisnya itu seperti mengandung arti yang bermakna bagi mereka yang memperhatikan. Ini kedua kalinya aku merasakan jatuh cinta setelah kejadian waktu itu. Rasanya seperti kembali ke masa lalu dimana aku bersama pacar pertamaku.
     Pada saat yang lain aku bertemu dengan Putri dan Nuri di jalan.
   “oh, hai Putri. Hai Nuri.” Panggil ku.
   “hai juga.” Jawab mereka.
   “hm, maaf aku boleh minta nomer telpon kalian ga ?”
   “mau buat apa ?”
   “ya buat tanya-tanya kalau ada yang penting.”
   “ya sudah nih.”
     Mereka pun memberikan nomor telpon mereka. Diantara mereka berdua, aku paling dekat dengan Putri. Tapi yang paling aku dambakan adalah si Nuri.
     Satu hari temanku tidak berangkat sekolah. Aku pun pindah untuk duduk dengan seorang cewek yang bernama Asti Amina. Pas aku duduk dengan Asti aku pun curhat sama dia.
   “Asti aku mau curhat. Aku suka sama seorang cewek tapi aku gak tau bagaimana cara mengungkapkannya.”
   “Emangnya siapa ?”
   “itu loh, belakangku.”
   “oh, Nuri toh. Ya ampun.”
   “kenapa ?”
   “ga kenapa-napa. Saranku jangan terlalu cepat yan.”
   “trus ?”
   “Lebih baik kamu dekati dulu dia.setelah itu, baru kamu bilang kalau kamu suka sama dia.”
   “oh, begitu toh.”
   “iya, tapi pendekatannya yang romantis.”
   “hah, rokok makan gratis.”
   “bukan, maksudnya yang istimewa dan bisa membuat dia bisa senang sama kamu.”
   “oh, he he he, oke oke oke. Akan aku coba.”
     Lalu kini setiap harinya aku selalu melakukan pendekatan kepada Nuri dengan berbagai cara. Cara pertama, aku mengajaknya untuk ngobrol tentang hal-hal yang disukainya. Berjalan dengan lancar sih, tapi tidak berlangsung lama. Cara kedua, mengobrol berdua saat dia sedang sendirian. Tetapi di Nuri selalu menghindar. Cara ketiga, aku mencoba sms dia, namun tidak di balas nya. Aku telepon dia namun tidak diangkatnya. Dari ketiga cara itu, hanya cara pertama yang berjalan dengan mulus. Dan cara yang lain selalu GATOT alias >gagal total<.
     Besok paginya aku mencoba untuk mendekatinya. Namun hasilnya tetap nihil.
   “eh yan. Besokkan Nuri ultah, jadi kamu kasih dia hadiah.”
   “Apa iya ? trus kadonya apa ?”
   “Kalau saranku sih kamu kasih boneka aja.”
   “boneka ya ? oke, aku usahain deh.”
     Sesampai di kost, aku bersiap-siap untuk membeli coklat dan bungkus kado. Setelah itu aku pergi ke mini market yang ada di depan sekolah.
   “mbak, ada coklat ?” tanyaku ke penjual.
   “ada, sama apa ?”
   “bungkus kado ?”
   “ini, jadi semuanya (sensor).”
   “makasih mbak.”
     Aku pun pulang ke kost. Sesampai di kost aku langsung membungkus coklat yang sudah aku beli dengan bungkus kado. Tapi sebelum itu, aku membuat kartu ucapan untuk Nuri yang bertuliskan.

>>SELAMAT ULANG TAHUN, SEMOGA PANJANG UMUR DAN SEHAT SELALU<<
>>HAPPY ANNIVERSARY 17TH<<
     Setelah itu aku memasukkan kartu ucapan itu kedalam bungus kado dan membungkus coklat itu dengan penuh perasaan.
      Besok paginya aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah dan tidak lupa membawa kado yang sudah aku siapkan. Aku tidak tahu apakah semua ini sudah direncanakan oleh tuhan atau tidak. Karena pagi ini aku tidak ikut pelajaran sekolah karena ada urusan kepramukaan di Kodim 0730. Sesampai di sekolah aku menitipkan kado ini ke Cici.
   “Ci, aku titip kado ini buat Nuri ya...”
   “oke, emang kamu mau kemana ?”
   “Aku mau ke kodim, karena ada tamu dari semarang.”
   “oh.”
     Aku pun meninggalkan sekolah dan menuju kodim. Sesampai dikodim ternyata teman-teman sudah pada datang. Tak lupa aku mengirim sms ke Cici untuk segera memberikan kado untuk Nuri. Dari pagi hingga siang aku mengirim sms yang isinya sama kepada Cici.
   “jangan lupa kadonya loh.” Isi pesan itu.
     Setelah aku mengirim sms yang terakhir. Aku mengirim sms ke Putri.
   “eh, kadonya sudah dikasih belum ?”
   “sudah, di bilang terima kasih.”
   “trus, gimana ekspresinya ?”
   “wajahnya memerah sambil senyum-senyum.”
   “oh, sebenarnya masih ada satu hadiah lagi loh.”
   “hm, kalau begitu besok langsung dikasih aja.”
   “weh, kadonya besar loh.”
   “pasti boneka. Bagaimana kalau kamu nanti malam aja kamu kasih ke Nuri.”
   “trus, jam brapa ?”
   “nanti aku kasih tau. Eh, kamu suka sama Nuri ya ?”
   “hm..”
   “bagaimana kalau nanti malam kamu nembak Nuri.”
   “tapi, ya udah deh. Aku coba.”
   “ya udah aku tunggu ya.”
     Malamnya aku di sms Putri untuk segera bersiap-siap di tempat yang sudah dijanjikan. Aku pun langsung menuju tempat yang sudah dijanjikan. Sesampai disana aku pun duduk sambil menunggu Putri dan Nuri datang. Tak lama kemudian Putri dan Nuri pun datang.
   “eh, kalian mau kemana ?” panggilku pura-pura tidak tahu.
   “mau jalan-jalan. Kamu ngapain ?” tanya putri sambil berakting.
   “oh ya Nuri. Sekarang kamu ulang tahun kan ? selamat ya...” menjulurkan tangan.
   “iya dong. Makasih ya kadonya.” Sambil tersenyum.
     Putri memberikan kode untukku, supaya segera memberi kado yang kedua.
   “oh ya Nuri. Ini ada kado satu lagi buat kamu.”
   “loh, tadi kan udah.”
   “udah di terima aja.”
   “kok Cuma itu. Ya sudah aku menjauh deh.” Pancing putri.
   “aaa, Nuri. Sebenarnya aku suka sama kamu sejak pandangan yang pertama.” Ketika aku mengatakan itu rasanya hatiku bergetar.
   “terus ?”
   “trus, kamu mau menjadi pacar ?”
   “ah,  maaf aku ga bisa.” Rasanya seperti ada petir yang menyambarku.
   “kenapa ?” rasanya seperti hati ini di iris.
   “aku disini untuk sekolah, dan aku belum di perbolehkan untuk berpacaran oleh ibuku. Maaf ya.”
   “hm, ya udah.”
     Akhirnya Putri dan Nuri pun berpamitan untuk pilang ke kostnya. Dan aku pun langsung tancap gas untuk mpergi dari tempat itu. Rasanya aku ingin mati karena harapan hidupku kini sudah musnah ditelan oleh angin lalu. Aku pun kembali ke kostku.
   “ah, kenapa semua ini bisa terjadi. Kenapa rasa cinta ini tumbuh darinya. Apakah semua ini sudah Kau rencanakan sebelumnya ya Tuhanku. Apa mungkin belum saatnya. Mungkin seharusnya cinta ini bukan untuknya. Mungkin dirinya tidak pantas untukku sehingga kau membuat hatiku dan hatinya tidak bisa bersatu. Baiklah, mulai saat ini aku akan lebih memilih sekolah dulu lah dan untuk urusan jodoh, biar tuhan yang menentukan.” Pikirku dalam hati.
     Sejak kejadian malam itu, aku akan memilih sekolah dibandingkan pacaran. Karena lebih sulit mencari ilmu dibandingkan mencari pacar. Ada pepatah mengatakan ->Carilah ilmu sampai ke negeri cina<-. Namun tidak ada pepatah
->Carilah pacar sampai ke negeri seberang<-



~o~ TAMAT ~o~

- Copyright © Info Kita -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -