- Back to Home »
- Pertanian »
- OPT PENGGANGGU SAWI
Posted by : Unknown
Selasa, 10 November 2015
OPT PENGGANGGU SAWI
Kebutuhan
akan pangan di Indonesia setiap harinya semakin meningkat mengingat karena
adanya pertambahan penduduk yang terus melaju, hal ini tentu saja menuntut
adanya ketersediaan bahan pangan sebagai salah satu alat pemenuhan kebutuhan.
Untuk mengadakan ketersediaan bahan pangan tentu saja petani perlu meningkatkan
produktivitas tanaman dengan mengintensifkan dalam melakukan budidaya tanaman
pangan itu sendiri.
Salah satu bahan pangan yang dapat ditanam secara intensif
dan memiliki keuntungan yang besar dalam memenuhi kebutuhan hidup yaitu tanaman
sawi. Sawi adalah sekelompok
tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya
sebagai bahan pangan sayuran, baik sawi yang masih segar maupun yang telah
diolah. Sawi mencakup beberapa spesies seperti Brassica rapa yang
kadang-kadang mirip satu sama lain. Di
Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau. Dan tanaman sawi
ini merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di wilayah Kalimantan Barat.
Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun
panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani kita hanya mengenal 3
macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu sawi putih atau sawi jabung, sawi
hijau, dan sawi huma. Tanaman
sawi dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, tanaman sawi juga memiliki manfaat di dalam nya seperti penghilangkan rasa gatal di tenggorokan
pada penderita batuk, penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah,
memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan.
Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat,
Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
Dalam hal
pembudidayaan tanaman sawi oleh para petani Indonesia memiliki satu kendala
dalam proses penanaman yaitu timbulnya hama dan penyakit tanaman yang dapat
mengurangi kualitas dan kuantitas produktivitas tanaman. Serangan berat
organisme pengganggu pada tanaman menyebabkan daun rusak atau habis termakan
sehingga dapat menurunkan produksi sampai mematikan tanaman. Sedangkan penyakit tanaman merupakan suatu
pertumbuhan abnormal baik dari sebagian atau seluruh bagian tanaman tersebut
yang disebabkan gangguan abiotik dan biotik seperti jamur, bakteri, virus, dan
nematoda.
Dalam penyerangan hama dan
penyakit pada tanaman sawi pun berbeda-beda. Ada yang menyerang bagian akar
hingga bagian daun. Untuk serangan dari hama tanaman sawi sangat bermacam –
macam jenisnya dan kebanyakan hama yang menyerang termasuk dalam jenis ulat.
Contoh hama yang menyerang tanaman sawi adalah Ulat titik tumbuh (Crocidolomia
binotalis zell.), ulat tritip (Plutella maculipennis), Siput (Agriolimas
sp.), Ulat Thepa javanica, Cacing bulu (cut worm), ulat tanah (Agrotis
sp.)¸ Ulat
Grayak (Spodoptera litura dan Spodoptera exigua), Ulat Perusak
Daun (Plutella xylostella), ulat kropm(Crocidolomia
binotalis) dan Leaf Miner (Liriomyza sp.). sedangkan penyakit yang biasa
menyerang tanaman sawi adalah Alternaria Leaf Spot, Busuk Lunak
(Bacterial Soft Rot), Busuk Hitam (Black
rot), Bercak Daun Septoria,
Penyakit layu pembuluh, Penyakit Busuk Daun (Phytoptora sp.), dan Penyakit Akar Gada (Plasmodiophora
brassicae).
Setiap hama dan penyakit
yang menyerang tanaman sawi pasti memiliki kelemahan dalam penyerangannya.
Didalam menanggulangi serangan hama dan penyakit nya pun harus menggunakan alat
dan bahan yang tepat supaya tanaman sawi tidak terkena dampak akibat
pemberantasan dari hama dan penyakit tersebut. Misalnya saja pada serangan
cacing tanah yang menyerang pada malam hari karena cacing tanah tidak suka
dengan cahaya dan cara penanggulangan nya adalah dengan
melakukan sanitasi lain, kalau pun yang sudah terserang sebaiknya segera
lakukan pemberantasan dengan insektisida yang berbentuk butiran kemudian di
tabur di samping tanaman sawi tersebut. Ulat grayak yang menyerang bagian daun
yang masih muda dengan ditandai lubang pada daun sawi dan cara
penanggulangannya adalah dengan menggunakan insektisida.
Sedangkan untuk penyakit yang suka
menyerang tanaman sawi misalnya saja penyakit busuk daun yang biasa terjadi
pada musim hujan itulah sebabnya kenapa tidak disarankan melakukan penanaman
sawi pada musim hujan dan cara penanggulangannya apabila terlanjur menanam pada
musim hujan adalah dengan menyemprotkan sawi dengan fungisida yang tepat. Bintik
alternaria yang biasa menyerang tanaman cabe pun juga bisa menyerang tanaman
sawi dengan patogen penyerangnya disebabkan oleh Alternaria brassicae, A. Brassicicola
yang hampir seluruh tanaman sawi sangat peka terhadap bercak daun Alternaria
dan dapat menyerang tanaman pada seluruh fase pertumbuhan dan cara
penanggulangannya adalah dengan menggunakan benih yang bebas dari patogen ini.
Air panas dan perlakuan benih dengan bahan kimia juga sangat efektif. Kemudian
, penggunaan fungisida Promefon 250EC juga dapat diterapkan untuk mengendalikan
perkembangan beberapa penyakit.
Sebanyak
apapun hama dan penyakit yang mengerang tanaman sawi pasti memiliki kelemahan
yang terlihat dan kelemahan itu yang dijadikan alat untuk melawa hama dan
penyakit tersebut. Setiap haa dan penyakit pasti memiliki obat masing-masing
yang memiliki kemampuan pemusnahan secara tersendiri. Untuk itulah kita sebagai
mahasiswa pertanian harus ikut berperan aktif dalam pemberantasan hama dan
penyakit yang menyerang tanaman walaupun dampak yang diberikan tidak sebanyak
serangan yang diterima setidaknya kita sudah mencoba melindungi tanaman dari
hama dan penyakit penyerangnya.
Daftar Pustaka
Haryanto, E,
2003, Sawi dan Selada. Jakarta:Penebar Swadaya.
http://hewantumbuhan.com/2013/10/21/hama-dan-penyakit-pada-tanaman-sawi-caisim-dan-pakcoy/ . diakses pada tanggal 13 Oktober
2015 pada pukul 15.00 WIB
Untung, Kasumbogo. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama
Terpadu (edisi kedua). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.